Rabu, Januari 30, 2013

Slank tak Tahu Namanya Jadi Pahlawan dalam Novel

Jakarta, C&R Digital - Grup band rock Slank mengaku tak tahu jika namanya dijadikan tokoh novel politik karya Sukardi Rinakit. Novel berjudul Slank 5 Hero dari Atlantis (Peace Virus Padi dan Sayur) ini baru diberikan pada band beraliran blues rock ini saat proses cetak dan siap diedarkan. “Mas Sukardi bilang Slank jadi tokoh Hero-nya pas bukunya mau rampung. Ya sudah buat kami sih tak masalah,” ungkap Bimbim kepada C&R Digital dalam acara peringatan ulang tahun ke-12, Soegeng Sarjadi Syndicate (SSS) sekaligus peluncuran novel tersebut di Hotel Four Seasons Jakarta, Selasa. “Ini sebuah kejutan. Mas Sukardi beri kami kejutan dua kali. Tiba-tiba beliau datang ke markas bawa buku katanya hadiah ulang tahun Slank yang ke-29. Luar biasa sekali, benar-benar sebuah penghargaan yang tertinggi yang kami terima.” Sebelumnya, Bimbim menjelaskan, Sukardi juga memberi jalan bagi Slank yang sedang bingung ingin bertemu dengan Ketua Mahkamah Konstitusi, Mahfud MD, untuk mengadukan kasus pencekalan yang sering dilakukan oleh aparat kepolisian. Personil lain, Ridho, menimpali, novel setebal 272 halaman tersebut, sarat dengan nuansa politis yang dikemas dengan gaya bahasa ringan hingga mudah dipahami oleh dari semua kalangan dan usia. “Mas Sukardi itu bukan orang yang semabarangan, dia orang hebat dalam dunia pilitik dan penuls novel terbaik yang bangsa ini punya, padahal kami enggak pernah kenal dengan beliau,” paparnya. Band yang beranggotakan Bimbim (drum), kaka (vokal), Ridho (bass), Abdee (gitar) dan Ivan (gitar) ini merasa sangat beruntung bisa dijadikan tokoh novel,”Kami sangat beruntung dan bersyukur, selain bisa dijadikan tokoh di novel karya mas Sukardi juga bisa bertemu dengan orang-orang hebat dalam dunia politik. Buku ini juga sebagai jalan bagi Slank untuk bisa bertemu dengan siapa saja,” timpal Bimbim. Bimbim berharap buku ini bisa menginspirasi dan memberi pendidikan politik bagi masyarakat awam. “Justru ini membuat kami senang, mudah-mudahan buku ini bisa menanamkan pendidikan politik mendasar bagi semua kalangan,” harapnya. “Buku ini bisa dibaca dan dipahami dari semua kalangan dan usia, isinya dalam, ada pencerahan, ada kebangsan, nasionalis dan ajakan untuk berbuat atas nama bangsa.” Sukardi berencana membuat novel tetralogi dengan tema moto Slank, Peace, Love, Unity and Respect. Peace merupakan seri pertama tetralogi yang bercerita tentang preferensi politik masyarakat di lingkungan padi dan sayur. Selanjutnya dia akan membuat Love yang bercerita tentang perkebunan, Unity tentang nelayan dan Respect tentang perkotaan.

0 komentar:

Posting Komentar