Rabu, Januari 30, 2013

Kaka SLANK, Kapok Jadi Budak Narkoba

Jakarta, KasaKusuK.com Setelah bertahun-tahun menjadi budak narkoba, Kaka berhasil bangkit sekaligus berprestasi dengan grup band Slank hingga sekarang. Akhadi Wira Satriaji, demikian nama lengkap Kaka Slank yang diberikan orangtuanya. Anak bungsu dari empat bersaudara ini lahir di Jakarta pada tanggal 10 Maret 1974. Namun, ia tidak terlalu lama mendapat kasih sayang dari kedua orang tuanya. Ibunya, Hilluna, berpulang ke rahmatullah pada saat Kaka masih baru menginjak usia dua tahun. Tak berapa lama kemudian, ayahanda tercinta, Agus Soemadi juga tutup usia. Jadi sejak kecil ia telah menjalani hidup sebagai yatim piatu. Mungkin karena kurangnya kasih sayang orang tua itu, semasa sekolah Kaka tumbuh menjadi anak yang nakal. Ia kerap berkelahi dengan teman-teman sekelasnya. Meski nama kaka sekarang terkenal sebagai penyanyi, namun Kaka mengaku sejak kecil sebenarnya tidak pernah bercita-cita menjadi seorang penyanyi. Cita-citanya ketika kecil justru tergolong tidak biasa, Kaka kecil memiliki impian untuk menjadi seorang binaragawan. Namun, karena postur tubuhnya yang kurang mendukung, cita-cita itu pun tinggal kenangan. Tapi kecintaan Kaka pada musik juga sudah terlihat sejak ia masih belia. Hanya saja, selera musik Kaka berbeda dari anak-anak seusianya. Jika kawan sebayanya menyukai musik riang gembira khas anak-anak, tidak demikian halnya dengan Kaka. Ketika masih berseragam SD, ia sudah gemar mengoleksi kaset-kaset Deep Purple dan Rolling Stone. Menurut Kaka, hobinya itu berawal dari seringnya dirinya menyaksikan aksi Cikini Stones Complex, grup band yang didirikan Bimo Setiawan alias Bim-Bim yang kebetulan adalah sepupu Kaka. Cikini Stones Complex (CSC), merupakan cikal bakal grup band rock ternama Tanah Air, Slank. CSC yang didirikan pada Desember 1983, awalnya adalah beranggotakan anak-anak SMU Perguruan Cikini. Dalam perkembangannya, CSC berganti nama menjadi Red Evil, dengan formasi Bim-Bim (drum), Erwan (vokal), Bongky (gitar), Denny (bas), dan Kiki (gitar). Sejak itu, rumah Bimbim di Jl Potlot menjadi markas Red Evil. Karena penampilan para personilnya yang terkesan urakan dan "slengean", maka nama Red Evil pun diganti menjadi Slank. Sementara itu, sebelum bergabung dengan Slank, Kaka juga telah merintis karir musiknya bersama Mas To, kakak Bim-bim. Mereka kemudian membentuk grup band yang diberi nama Brutal yang sering membawakan lagu Iron Maiden. ''Tapi nggak pernah boleh manggung, karena namanya terlalu sadis untuk anak ukuran SD. Terus diganti dengan Drell (rentetan tembakan), ganti lagi menjadi Lovina,'' Kenang Kaka. Di Lovina, Kaka serius menggeluti perannya sebagai vokalis. Di saat yang hampir bersamaan Slank tengah vakum pasca hengkangnya sang vokalis lawas, Well Welly. Ketika Kaka tengah beraksi di atas pentas, kebetulan Bim-Bim sang deklarator Slank menyaksikan dan langsung kepincut pada suara Kaka. Karena Slank akan aktif lagi dan masuk dapur rekaman, Bim-bim pun berniat untuk 'meminjam' Kaka. Dalam perjanjian awal, Kaka hanya akan menjadi vokalis Slank selama dua tahun, namun nyatanya Kaka dapat bertahan di Slank hingga saat ini. Boleh dibilang sebelum kehadiran Kaka, Slank sempat mengalami pasang surut akibat bongkar pasang personil. Hingga akhirnya dengan bergabungnya Kaka sebagai vokalis, Pay sebagai gitaris dan Indra Q sebagai kibordis, Slank pun mulai tampil solid. Mas Indra yang akhirnya membuka jalan bagi Slank untuk rekaman bulan desember 1990. Album pertama mereka, Suit-Suit... Hey Hey... dengan hits ''Memang'' dan ''Maafkan'' ini meledak di pasaran. Album itulah yang di kemudian hari mengibarkan bendera Slank di blantika musik Indonesia. Sejak saat itu Kaka menikmati karir bermusiknya bersama Slank. Namun, dunia hiburan yang penuh dengan godaan kenikmatan sesaat akhirnya menjerumuskan suami Natascha Oking itu menjadi seorang pecandu narkoba. Awalnya ia mengaku hanya sekedar coba-coba, namun lama kelamaan efek barang haram itu mulai meracuni otaknya. Sejak saat itu ia pun menjadi pecandu. Selama beberapa tahun, ayah tiga anak itu menjadi budak narkoba. Namun seiring berlalunya waktu ia mulai menyadari narkoba berpengaruh buruk bagi kesehatan fisik dan psikis. Tak hanya itu namanya sebagai vokalis sebuah grup band terkenal yang memiliki ribuan bahkan jutaan penggemar setidaknya dapat menjadi panutan. Hingga pada akhirnya, dengan niat yang sungguh-sungguh di tahun 2000 Kaka berusaha keras menyembuhkan ketergantungannya pada narkoba. Dengan bantuan terapi dan obat-obatan dari Negeri Tiongkok, Kaka berhasil melepaskan diri dari belenggu barang haram itu. Sejak mendeklarasikan diri telah bebas dari narkoba ia juga berjanji pada dirinya sendiri untuk tidak akan menyentuh narkoba lagi. Mitos bahwa dengan narkoba kreatifitas dapat bertambah pun langsung ditepisnya. Kaka ingin membuktikan tanpa narkoba pun ia dapat berkreasi bahkan jauh lebih baik dibanding dahulu. (S)

0 komentar:

Posting Komentar