Sabtu, April 14, 2012

Pak Raden Kini Terpaksa Ngamen



Sejak puluhan tahun hak cipta Unyil tidak berada dalam genggamannya. Terbang entah ke mana. Maka kali ini Pak Raden akan turun dari kursi rodanya, untuk menyanyi dan curhat kepada siapa yang mau datang ke rumahnya.
Selain bicara soal hak cipta, Pak Raden tentu akan menyanyi seadanya. Dia pilih lagu "Iwak Peyek"sebagai lagu pembuka, karena baginya lagu itu selalu membuatnya yakin bahwa hidup sederhana bisa dibuat meriah. Lalu lagu penutup "Sol Do Iwak Kebo" yang mengingatkan kita pada serial Si Unyil.

Drs Suyadi atau yang lebih dikenal dengan Pak Raden tidak sedang ingin mendongeng. Hatinya sedang galau. Beras di bakul tak ada. Mau berobat ke dokter juga tak punya biaya. Apalagi untuk mengurus rumah bocor dan hak cipta. Maka, pria kelahiran Jember 28 November 1932 ini akan bernyanyi yang bisa membunuh rasa sedih dan sakit hati.

Sabtu, 14 April 2012, di kediamannya di Jalan Petamburan 3 No. 27 RT 003 RW 04, Petamburan Slipi, Jakarta, akan jadi hari yang penting. Pak Raden akan ngamen. Ngamen untuk sambung hidupnya. Ngamen agar dia bisa makan dan hidup dengan layak. Ngamen karena dia ingin ada yang dengar kegalauan hatinya: soal hidup, soal dongeng, soal hak cipta.

Dipandu oleh sastrawan Khrisna Pabhicara, acara untuk galang dana Pak Raden ini terbuka untuk umum. Ada penjualan buku karya Pak Raden, lukisan dan kaos. Semua dana akan dipergunakan Pak Raden untuk makan, berobat dan mengurus hak cipta.

Mari kita dengar sama-sama Pak Raden Ngamen. Apalagi jika bisa mengajak teman, saudara, keluarga bersama-sama. Siapapun boleh datang, boleh melempar koin, dan tentu saja ikutan nyanyi.... (vn)

0 komentar:

Posting Komentar